LAPORAN
PRAKTIKUM LAPANGAN MATA KULIAH BPTOA 2014
Adnan
Muntashir (1304015015), Dien Nissa Ayundari (1304015123), Dina Pratiwi Suryana (1304015138), Dwi
Cahyani Julianti (1304015144), Dwi Rhomandoni Putri (1304015148), Elin
Apriani (1304015160), Erlinda Syafitri (1304015163), Fera
Yulima Siahaan (1304015185), Gunawan Satria Putra (1304015213), Imelda
Utami (1304015235), Intan Alpiana Izzati (1304015239),
Teddy Krisyadi (1104015319)
ABSTRAK
Budidaya
Pengembangan Tanaman Obat Asli (BPTOA) adalah salah satu cara teknik dalam usaha pembibitan atau mengembangkan suatu
jenis tanaman dengan cara-cara tertentu. Budidaya Pengembangan Tanaman
Obat Asli (BPTOA) merupakan ilmu yang mempelajari dan mengenal tumbuhan asli
dengan menelusuri pustaka , usaha ,dan
bududaya serta habitat alamiyahnya dan sistem produksi. Adapun alasan perlunya mempelajari tanaman obat asli
(herbal ) salah satunya adalah karena kekayaan alam Indonesia akan tumbuhan
sangat tinggi (mega biodiversity), sehingga kita perlu mengkajinya melalui
bidang farmasi sebagai tumbuhan dan tanaman obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
tumbuhan obat Indonesia tertinggi kedua setelah Brazil .
Dengan
mengetahui baik secara morfologi, fisiologi dan ekologi dari satu tanaman dapat
membantu menemukan manfaat atau khasiat medisinal dari tanaman tersebut. Dengan
mengidentifikasi dari struktur akar, batang, daun, bunga dan buah secara
teliti, suatu tanaman dapat diklasifikasi menurut kekerabatannya berdasarkan
berbagai literatur yang ada. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi dunia
kefarmasian untuk mengembangkan bahan obat alami.
Berbagai produk
alami yang berasal dari tumbuhan telah menjadi komoditi komersial yang
menarik bagi para pengusaha herbal. Dalam pemanfaatannya bahan baku
tumbuhan obat masih tergantung pada tumbuhan yang ada di hutan alam atau
berasal dari pertanaman rakyat yang diusahakan secara tradisional.
Pengadaan bahan baku obat atau jamu dengan cara pemungutan langsung dari hutan
alam akan mengancam keberadaan populasinya.
Untuk mendukung
aktivitas tumbuhan obat (herbal) di Indonesia harus disertai dengan melakukan
Kegiatan Kuliah Lapangan Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli (KKL BPTOA)
dengan melibatkan mahasiswa farmasi. Kegiatan Kuliah Lapangan Budidaya
Pengembangan Tanaman Obat Asli dilakukan
di dua tempat yaitu Kebun Raya Cibodas (KRC) dan Taman Nasional Gede Pangrango
(TNGP).
Dengan waktu
Kegiatan Kuliah Lapangan Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli (KKL BPTOA)
yang kurang lebih dua hari di dua tempat yang berbeda yaitu KRC secara Exsitu
dan TNGP secara Insitu. Kegiatan ini dilakukan dengan metode wawancara dan
pengamatan secara komprehensif. Kegiatan
ini akan menjadi pembekalan mahasiswa farmasi dalam bahan obat alami.
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini
penggunaan tumbuhan obat di Indonesia semakin meningkat, namun upaya budidaya
tumbuhan obat masih sangat terbatas. Kebutuhan manusia yang
tinggi terhadap bahan pangan yang tidak ada habis-habisnya. Lebih dari 400 etnis masyarakat
Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan hutan dalam kehidupannya
sehari-hari dan banyak dari mereka yang memiliki pengetahuan tradisional secara
turun temurun dalam pemanfaatan tumbuhan obat.
Berbagai
produk alami yang berasal dari tumbuhan telah menjadi komoditi komersial
yang menarik bagi para pengusaha herbal. Dalam pemanfaatannya bahan baku
tumbuhan obat masih tergantung pada tumbuhan yang ada di hutan alam atau
berasal dari pertanaman rakyat yang diusahakan secara tradisional. Untuk mendukung
aktivitas tumbuhan obat (herbal) di Indonesia harus disertai dengan melakukan
kegiatan budidaya tumbuhan obat dengan melibatkan masyarakat sekitar
(masyarakat lokal) dan pengembalian pada ekosistem dengan kearifannya sebagai
pengelola dan penjaga kelestarian.
BPTOA merupakan ilmu yang mempelajari dan
mengenal tumbuhan asli dengan menelusuri pustaka, usaha dan budidaya serta
habitat dan sistem produksi. Keperluan bahan pangan sudah
menjadi persoalan akrab dengan manusia. Kuliah Kerja Lapangan BPTOA meliputi
kegiatan budidaya bercocok tanam dan indetifikasi tanaman. Untuk
mengaplikasikan mata kuliah BPTOA dan lebih memahami tantang tanaman obat, kami
melakukan Kuliah Kerja Lapangan ke beberapa tempat yang berhubungan dengan
tanaman obat. Adapun tempat yang kami kunjungi yaitu Kebun Raya Cibodas dan
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Budidaya tanaman adalah suatu atau beberapa teknik dalam usaha
pembibitan atau mengembangkan suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu.
Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli
merupakan ilmu yang mempelajari dan mengenal tumbuhan asli dengan
menelusuri pustaka , usaha ,dan budidaya
serta habitat alamiahnya dan sistem
produksi . Adapun alasan perlunya
mempelajari tanaman obat asli (herbal) salah satunya adalah karena kekayaan
alam Indonesia akan tumbuhan sangat tinggi (mega biodiversity), sehingga kita
perlu mengkajinya melalui berbagai bidang
farmasi sebagai tumbuhan dan
tanaman obat. Keanekaragaman hayati tumbuhan obat Indonesia tertinggi di dunia
kedua setelah Brazil.
Nilai Penting
Kebun Raya Cibodas (KRC) yaitu Didirikan
pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator
Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun
Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat
aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting
dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya).
Kemudian taman ini berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama
Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003, status Kebun
Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun
Raya Bogor dalam Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI).
Sampai saat ini, Kebun Raya Cibodas - LIPI
memiliki 10.792 koleksi tanaman, 700 jenis koleksi bill, dan 4.852 koleksi
herbarium. Koleksi tanaman di Kebun Raya Cibodas - LIPI terbagi menjadi dua
koleksi, yaitu koleksi di kebun dan koleksi di rumah kaca. Koleksi tanaman di
rumah kaca terdiri dari Anggrek (320 jenis), Kaktus (289 jenis) dan Sukulen
(169 jenis), namun Anda juga dapat menemukan tumbuhan liar di dalam kebun.
Sedangkan koleksi tanaman di kebun berjumlah 1.014 jenis, di antaranya tanaman
khas dan menarik, seperti Pohon Kina (Cinchona pubescens Vahl) yang merupakan
tanaman obat untuk mengobati penyakit malaria.
Kebun Raya Cibodas terletak di komplek
hutan Gunung Gede Pangrango, Cimacan, Pacet, Cianjur. Topografi lapangannya
bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian 1275m dpl dan bersuhu 17-27
drajat celcius. Kebun ini didirikan tahun 1852 oleh Johannes Elias sebagai
cabang dari Kebun Raya Bogor pada lokasi kaki Gunung Gede. Dengan curah hujan
2380 mm pertahun dengan suhu rata-rata 18 drajat celcius, kebun botani ini
dkhususkan bagi koleksi tumbuhan dataran tinggi basah tropikal, seperti
tumbuhan runjung dan paku-pakuan.
& Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP)
untuk Pengembangan Budidaya Tumbuhan Obat.
Nilai Penting Taman Nasional Gede Pangrango yakni Gunung
Gede merupakan sebuah gunung yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede
berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah
satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada
tahun 1980. Gunung ini berada di wilayah
tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dengan
ketinggian 1.000 - 3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT
dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam
hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.
Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
Gunung Gede diselimuti oleh hutan
pegunungan, yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di
sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu yang
paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia.
Taman Nasional
Gede Pangrango merupakan salah satu taman nasional yang memiliki keanekaragaman
hayati yang sangat tinggi di Indonesia, selain itu merupakan salah satu taman
nasional dengan tingkat kunjungan wisata pendakian tertinggi di Indonesia juga.
Adapun tujuan
kegiatan yaitu : Observasi yang dilakukan “Taman Nasional Gunung
Pangrango, dan Kebun Raya Cibodas” bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai
tumbuhan-tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman obat. Dapat mengindentifikasi
tanaman dan mengembangkan indentifikasi tanaman yang terdapat di “Kebun Raya
Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango” yang berpotensi sebagai
tanaman obat. Melatih mahasiswa jurusan farmasi dalam mengembangkan tumbuhan yang
berpotensi sebagai obat di kebun pengembangan tanaman obat di kampus. Mengetahui pengembangan budidaya tumbuhan obat (herbal) pada
ekosistem yang cocok. Mengaplikasikan tanaman obat dalam bidang farmasi.
METODOLOGI
A.
Pengamatan di
Kebun Raya Cibodas (KRC)
1.
Alat
·
Kamera
·
Perekam
·
Alat Tulis
2.
Bahan
3.
Cara Kerja
ü
Lakukan wawancara dengan gate/pemandu
ü
Dijelaskan secara detail tentang kebun
koleksi tanaman obat
ü
Diskripsikan dan dokumentasikan
ü
Lakukan identifikasi tanaman obat.
B.
Pengamatan di
Sepanjang Jalur Pendakian Cibodas-Cibeureum
1.
Alat
·
Kamera
·
Alat tulis
·
Penggaris
·
Alat pengukur satuan panjang (meter)
·
Handlens
·
Carter
·
Skop
·
Payung
·
Jas hujan
·
Tali kasur
2.
Bahan
3.
Cara Kerja
ü
Cara informasi dan foto 10 jenis
tumbuhan yang akan dicari.
ü
Lakukan pendakian ke TNGP.
ü
Amati tiap tumbuhan yang ada sepanjang
jalur pendakian.
ü
Bandingan tumbuhan yang kita dapat dengan
yang sudah dicari fotonya terlebih dahulu.
ü
Ambil foto tumbuhan yang sudah didapat.
ü
Lakukan terus pencarian tumbuhan di
setiap HM sampai air terjun.
ü
Indentifikasi tumbuhan yang berhasil
didapat.
C. Pengamatan di Plot 10 × 10 m2
A.
Alat
·
Kamera
·
Alat tulis
·
Penggaris
·
Alat pengukur satuan panjang (meter)
·
Handlens
·
Carter
·
Skop
·
Payung
·
Jas hujan
·
Tali kasur
4.
Bahan
5.
Cara Kerja
A.
Pengamatan di plot 10 × 10 m2
ü
Lakukan pendakian dan pencarian tumbuhan
yang dicari.
ü
Tentukan lokasi (HM 19)
ü
Ambil jarak 20 m ke dalam dari jalur
pendakian.
ü
Buat plot menggunakan tali kasur 10 m ×
10 m
ü
Diskripsikan dan lakukan dokumentasi
setiap jenis tumbuhan yang dalam plot
ü
Hitung jumlah individu untuk setiap
jenis tumbuhan
ü
Identifikasi tumbuhan
HASIL
A.
Pengamatan di
Kebun Raya Cibodas
No.
|
Nama tumbuhan
|
Asal
|
|
Asli
|
Asing
|
||
1.
|
Lavandula officinalis Chaix
|
Indonesia
|
|
2.
|
Centella asiatica L.
|
Indonesia
|
|
3.
|
Coleus atropurpureus Benth.
|
Indonesia
|
|
4.
|
Impatiens platypetala L.
|
Indonesia
|
|
5.
|
Melaleuca cajuputi powell.
|
Indonesia
|
|
6.
|
Ageratum conyzoides sieber.
|
|
Amerika
|
7.
|
Guazuma ulmifolia
|
|
Spanyol
|
8.
|
Xanthosoma nigrum Vell
|
|
India Barat
|
9.
|
Solanum capsicoides
|
|
Brazil
|
10.
|
Mimosa pudica L.
|
|
Amerika Selatan
|
11.
|
Curcuma longa
|
|
Kamboja
|
12.
|
Rhododendron sp
|
Indonesia
|
|
13.
|
Polygana venenosa juss poir
|
Indonesia
|
|
14.
|
Pilosocercus leucocarpatus
|
|
Amerika Selatan
|
15.
|
Parodia leninghausi
|
|
Brazil
|
16.
|
Pamdia magnitica
|
|
Brazil
|
17.
|
Opuntia microclays
|
|
Mexico
|
18.
|
Nepenthes gymnamphora Ness
|
Indonesia
|
|
19.
|
Echinocactus grussoki
|
|
Mexico
|
20.
|
Tagetes erecta L.
|
|
Mexico
|
21.
|
Rhododendron molle
|
|
China
|
22.
|
Circus hildmannianus
|
|
Brazil
|
23.
|
Cleistocactus samaipatanus
|
|
Bolivia
|
24.
|
Dipteris conjugata
|
Indonesia
|
|
25.
|
Salvia splendes
|
|
Brazil
|
26.
|
Eleutherina americana
|
Indonesia
|
|
27.
|
Mammilaria microhelia
|
|
Mexico
|
28.
|
Mammilaria elongata
|
|
Mexico
|
No comments:
Post a Comment