Wednesday, 7 October 2015

Laporan Budidaya Penanaman Obat Asli Indonesia (BPTOA)



LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN MATA KULIAH BPTOA 2014

Adnan Muntashir (1304015015), Dien Nissa Ayundari (1304015123), Dina Pratiwi Suryana (1304015138), Dwi Cahyani Julianti (1304015144), Dwi Rhomandoni Putri (1304015148), Elin Apriani (1304015160), Erlinda Syafitri (1304015163), Fera Yulima Siahaan (1304015185), Gunawan Satria Putra (1304015213), Imelda Utami (1304015235), Intan Alpiana Izzati (1304015239), Teddy Krisyadi (1104015319)


ABSTRAK

Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli (BPTOA) adalah salah satu cara teknik dalam usaha pembibitan atau mengembangkan suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu. Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli (BPTOA) merupakan ilmu yang mempelajari dan mengenal tumbuhan asli dengan menelusuri pustaka , usaha ,dan  bududaya serta habitat alamiyahnya dan sistem  produksi. Adapun alasan  perlunya mempelajari tanaman obat asli (herbal ) salah satunya adalah karena kekayaan alam Indonesia akan tumbuhan sangat tinggi (mega biodiversity), sehingga kita perlu mengkajinya melalui bidang  farmasi  sebagai tumbuhan dan tanaman obat.  Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan obat Indonesia tertinggi kedua setelah Brazil .
Dengan mengetahui baik secara morfologi, fisiologi dan ekologi dari satu tanaman dapat membantu menemukan manfaat atau khasiat medisinal dari tanaman tersebut. Dengan mengidentifikasi dari struktur akar, batang, daun, bunga dan buah secara teliti, suatu tanaman dapat diklasifikasi menurut kekerabatannya berdasarkan berbagai literatur yang ada. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi dunia kefarmasian untuk mengembangkan bahan obat alami.
Berbagai produk alami yang berasal dari tumbuhan telah menjadi komoditi  komersial yang menarik bagi para pengusaha herbal.  Dalam pemanfaatannya bahan baku tumbuhan obat masih tergantung pada tumbuhan yang ada di hutan alam atau berasal dari pertanaman rakyat yang diusahakan secara tradisional.  Pengadaan bahan baku obat atau jamu dengan cara pemungutan langsung dari hutan alam akan mengancam keberadaan populasinya.
Untuk mendukung aktivitas tumbuhan obat (herbal) di Indonesia harus disertai dengan melakukan Kegiatan Kuliah Lapangan Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli (KKL BPTOA) dengan melibatkan mahasiswa farmasi. Kegiatan Kuliah Lapangan Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli  dilakukan di dua tempat yaitu Kebun Raya Cibodas (KRC) dan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP).
Dengan waktu Kegiatan Kuliah Lapangan Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli (KKL BPTOA) yang kurang lebih dua hari di dua tempat yang berbeda yaitu KRC secara Exsitu dan TNGP secara Insitu. Kegiatan ini dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan secara komprehensif.  Kegiatan ini akan menjadi pembekalan mahasiswa farmasi dalam bahan obat alami.

PENDAHULUAN

      Akhir-akhir ini penggunaan tumbuhan obat di Indonesia semakin meningkat, namun upaya budidaya tumbuhan obat masih sangat terbatas. Kebutuhan manusia yang tinggi terhadap bahan pangan yang tidak ada habis-habisnya. Lebih dari 400 etnis masyarakat Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan hutan dalam kehidupannya sehari-hari dan banyak dari mereka yang memiliki pengetahuan tradisional secara turun temurun dalam pemanfaatan tumbuhan obat.
     Berbagai produk alami yang berasal dari tumbuhan telah menjadi komoditi  komersial yang menarik bagi para pengusaha herbal. Dalam pemanfaatannya bahan baku tumbuhan obat masih tergantung pada tumbuhan yang ada di hutan alam atau berasal dari pertanaman rakyat yang diusahakan secara tradisional.  Untuk mendukung aktivitas tumbuhan obat (herbal) di Indonesia harus disertai dengan melakukan kegiatan budidaya tumbuhan obat dengan melibatkan masyarakat sekitar (masyarakat lokal) dan pengembalian pada ekosistem dengan kearifannya sebagai pengelola dan penjaga kelestarian.
     BPTOA merupakan ilmu yang mempelajari dan mengenal tumbuhan asli dengan menelusuri pustaka, usaha dan budidaya serta habitat dan sistem produksi. Keperluan bahan pangan sudah menjadi persoalan akrab dengan manusia. Kuliah Kerja Lapangan BPTOA meliputi kegiatan budidaya bercocok tanam dan indetifikasi tanaman. Untuk mengaplikasikan mata kuliah BPTOA dan lebih memahami tantang tanaman obat, kami melakukan Kuliah Kerja Lapangan ke beberapa tempat yang berhubungan dengan tanaman obat. Adapun tempat yang kami kunjungi yaitu Kebun Raya Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Budidaya tanaman adalah suatu atau beberapa teknik dalam usaha pembibitan atau mengembangkan suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu. Budidaya Pengembangan Tanaman Obat Asli  merupakan ilmu yang mempelajari dan mengenal tumbuhan asli dengan menelusuri pustaka , usaha ,dan  budidaya serta habitat alamiahnya dan sistem  produksi . Adapun alasan  perlunya mempelajari tanaman obat asli (herbal) salah satunya adalah karena kekayaan alam Indonesia akan tumbuhan sangat tinggi (mega biodiversity), sehingga kita perlu mengkajinya melalui berbagai bidang  farmasi  sebagai tumbuhan dan tanaman obat. Keanekaragaman hayati tumbuhan obat Indonesia tertinggi di dunia kedua setelah Brazil.
       Nilai Penting Kebun Raya Cibodas (KRC) yaitu Didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kemudian taman ini berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas.   Mulai tahun 2003, status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).   
    Sampai saat ini, Kebun Raya Cibodas - LIPI memiliki 10.792 koleksi tanaman, 700 jenis koleksi bill, dan 4.852 koleksi herbarium. Koleksi tanaman di Kebun Raya Cibodas - LIPI terbagi menjadi dua koleksi, yaitu koleksi di kebun dan koleksi di rumah kaca. Koleksi tanaman di rumah kaca terdiri dari Anggrek (320 jenis), Kaktus (289 jenis) dan Sukulen (169 jenis), namun Anda juga dapat menemukan tumbuhan liar di dalam kebun. Sedangkan koleksi tanaman di kebun berjumlah 1.014 jenis, di antaranya tanaman khas dan menarik, seperti Pohon Kina (Cinchona pubescens Vahl) yang merupakan tanaman obat untuk mengobati penyakit malaria.
    Kebun Raya Cibodas terletak di komplek hutan Gunung Gede Pangrango, Cimacan, Pacet, Cianjur. Topografi lapangannya bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian 1275m dpl dan bersuhu 17-27 drajat celcius. Kebun ini didirikan tahun 1852 oleh Johannes Elias sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor pada lokasi kaki Gunung Gede. Dengan curah hujan 2380 mm pertahun dengan suhu rata-rata 18 drajat celcius, kebun botani ini dkhususkan bagi koleksi tumbuhan dataran tinggi basah tropikal, seperti tumbuhan runjung dan paku-pakuan.
 & Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) untuk Pengembangan Budidaya Tumbuhan Obat.
Nilai Penting Taman Nasional Gede Pangrango yakni Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di wilayah  tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
   Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan, yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia.
Taman Nasional Gede Pangrango merupakan salah satu taman nasional yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi di Indonesia, selain itu merupakan salah satu taman nasional dengan tingkat kunjungan wisata pendakian tertinggi di Indonesia juga.      
    Adapun tujuan kegiatan yaitu : Observasi  yang dilakukan “Taman Nasional Gunung Pangrango, dan Kebun Raya Cibodas” bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai tumbuhan-tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman obat. Dapat mengindentifikasi tanaman dan mengembangkan indentifikasi tanaman yang terdapat di “Kebun Raya Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango” yang berpotensi sebagai tanaman obat. Melatih mahasiswa jurusan farmasi dalam mengembangkan tumbuhan yang berpotensi sebagai obat di kebun pengembangan tanaman obat di kampus. Mengetahui pengembangan budidaya tumbuhan obat (herbal) pada ekosistem yang cocok. Mengaplikasikan tanaman obat dalam bidang farmasi.


METODOLOGI

A.    Pengamatan di Kebun Raya Cibodas (KRC)
1.      Alat
·         Kamera
·         Perekam
·         Alat Tulis
2.      Bahan
3.      Cara Kerja
ü  Lakukan wawancara dengan gate/pemandu
ü  Dijelaskan secara detail tentang kebun koleksi tanaman obat
ü  Diskripsikan dan dokumentasikan
ü  Lakukan identifikasi tanaman obat.


B.        Pengamatan di Sepanjang Jalur Pendakian Cibodas-Cibeureum

1.      Alat
·         Kamera
·         Alat tulis
·         Penggaris
·         Alat pengukur satuan panjang (meter)
·         Handlens
·         Carter
·         Skop
·         Payung
·         Jas hujan
·         Tali kasur
2.      Bahan
3.      Cara Kerja
ü  Cara informasi dan foto 10 jenis tumbuhan yang akan dicari.
ü  Lakukan pendakian ke TNGP.
ü  Amati tiap tumbuhan yang ada sepanjang jalur pendakian.
ü  Bandingan tumbuhan yang kita dapat dengan yang sudah dicari fotonya terlebih dahulu.
ü  Ambil foto tumbuhan yang sudah didapat.
ü  Lakukan terus pencarian tumbuhan di setiap HM sampai air terjun.
ü  Indentifikasi tumbuhan yang berhasil didapat.

C. Pengamatan di Plot 10 × 10 m2
A.    Alat
·         Kamera
·         Alat tulis
·         Penggaris
·         Alat pengukur satuan panjang (meter)
·         Handlens
·         Carter
·         Skop
·         Payung
·         Jas hujan
·         Tali kasur
4.      Bahan
5.      Cara Kerja
A.    Pengamatan di plot 10 × 10 m2
ü  Lakukan pendakian dan pencarian tumbuhan yang dicari.
ü  Tentukan lokasi (HM 19)
ü  Ambil jarak 20 m ke dalam dari jalur pendakian.
ü  Buat plot menggunakan tali kasur 10 m × 10 m
ü  Diskripsikan dan lakukan dokumentasi setiap jenis tumbuhan yang dalam plot
ü  Hitung jumlah individu untuk setiap jenis tumbuhan
ü  Identifikasi tumbuhan


HASIL

A.    Pengamatan di Kebun Raya Cibodas
No.
Nama tumbuhan
Asal
Asli
Asing
1.
Lavandula officinalis Chaix
     Indonesia

2.
Centella asiatica L.
Indonesia

3.
Coleus atropurpureus Benth.
Indonesia

4.
Impatiens platypetala L.
     Indonesia

5.
Melaleuca cajuputi powell.
Indonesia

6.
Ageratum conyzoides sieber.

        Amerika
7.
Guazuma ulmifolia

        Spanyol
8.
Xanthosoma nigrum Vell

      India Barat
9.
Solanum capsicoides

          Brazil
10.
Mimosa pudica L.

Amerika Selatan
11.
Curcuma longa

Kamboja
12.
Rhododendron sp
Indonesia

13.
Polygana venenosa juss poir
Indonesia

14.
Pilosocercus leucocarpatus

Amerika Selatan
15.
Parodia leninghausi

Brazil
16.
Pamdia magnitica

Brazil
17.
Opuntia microclays

Mexico
18.
Nepenthes gymnamphora Ness
Indonesia

19.
Echinocactus grussoki

Mexico
20.
Tagetes erecta L.

Mexico
21.
Rhododendron molle

China
22.
Circus hildmannianus

Brazil
23.
Cleistocactus samaipatanus

Bolivia
24.
Dipteris conjugata
     Indonesia

25.
Salvia splendes

Brazil
26.
Eleutherina americana
     Indonesia

27.
Mammilaria microhelia

Mexico
28.
Mammilaria elongata 

Mexico
 

No comments:

Post a Comment