Saturday 19 April 2014
Friday 18 April 2014
TEORI ABIOGENESIS dan TEORI BIOGENESIS
Asal-Usul Kehidupan Teori Abiogenesis dan Biogenesis
·
Teori Abiogenesis : menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. (Teori ini sering rancu dengan
Generatio Spontanea, sehingga sering dikatakan bahwa menurut teori Abiogenesis
makhluk hidup berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara spontan.
Sebenarnya ini dua teori yang berbeda)
·
Teori Biogenesis : menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya
Teori Abiogenesis dan Biogenesis dikemukakan ahli sebagai berikut :
1.
Aristoteles
Teori Abiogenesis
Teori yang dikemukakan Aristoteles
ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang
berlangsung secara spontan (generatio
spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya.
Teori ini dianut oleh banyak orang selama beberapa abad.
Aristoteles (384-322 SM), adalah
seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia
mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya
sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari
induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang
berasal dari Lumpur.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi
begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation
spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung,
maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari
benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan (sebenarnya ini adalah
dua teori yang berbeda, tetapi orang sudah kadung salah kaprah).
Paham abiogenesis bertahan cukup
lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga
pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan
mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh
yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para
pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini
seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan
Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in
a drop of water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah John Needham.
Teori
Biogenesis
Teori ini bertentangan dengan teori
abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini adalah
Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
1. Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah
teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging
segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
- Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
- Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
- Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat
yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
- Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
- Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
- Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat
pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat belatung
karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun
tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan
karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.
2. Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan
untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya
sebagai berikut:
- Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
- Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari
kemudian hasilnya sebagai berikut.
- Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
- Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang
tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang beraada di
udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena
menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan
vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya
makhluk hidup (mikroba).
3. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan
Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu yang disumbat
dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher
angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari
kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher
angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata
tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang
tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat
oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa
sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata
beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan
bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan :
“ omne vivum ex ovo, omne ovum ex
vivo, omne vivum ex vivo” yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur
berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Subscribe to:
Posts (Atom)