Ciri-ciri morfologinya antara lain:
Reproduksi
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.Peran Porifera dalam kehidupan
Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.
Cnidaria
Jelatang
laut, Chrysaora quinquecirrha
|
|
Kelas
|
Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan Ctenophora dalam filum Coelenterata, akan tetapi setelah lebih disadari perbedaan mereka menyebabkan mereka ditempatkan pada filum yang terpisah. Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama: Anthozoa yang sesil terdiri dari anemon laut, koral, dan pena laut; serta Scyphozoa (ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa yang ketiganya perenang, kelompok beranekaragam yang termasuk cnidaria air tawar dan juga cnidaria laut, dan memiliki baik anggota yang sesil seperti Hydra dan perenang berkoloni seperti ubur-ubur kapal perang portugis. Staurozoa baru-baru ini diakui sebagai satu kelas tersendiri dan bukan bagian kelompok Scyphozoa, dan ada perdebatan tentang apakah Myxozoa dan Polypodiozoa merupakan cnidaria atau lebih dekat pada bilateria (hewan yang lebih kompleks).
Banyak cnidaria memangsa organisme yang berukuran dari plankton hingga binatang yang berukuran beberapa kali lebih besar dari mereka sendiri, tetapi banyak dari mereka mendapatkan nutrisi dari alga endosimbiotik, dan ada yang bersifat parasit. Banyak cnidaria yang dimangsa oleh binatang lain termasuk bintang laut, ikan dan penyu. Terumbu karang yang polipnya kaya akan alga endosimbiotik, menopang beberapa ekosistem paling produktif di dunia, dan melindungi vegetasi di daerah pasang-surut dan pada garis pantai dari arus yang kuat dan juga pasang air laut. Sementara koral terbatas hidup di air laut hangat dan dangkal, cnidaria lain hidup di laut dalam, dai lautan kutub dan di air tawar.
Fosil cnidaria telah ditemukan di bebatuan yang terbentuk 580 juta tahun lalu, dan fosil lain menunjukkan bahwa koral sudah ada tak lama sebelum 490 juta tahun lalu dan menjadi beranekaragam beberapa juta tahun kemudian. Fosil cnidaria yang tidak membuat struktur bermineral sangat jarang Ilmuwan saat ini berpikir bahwa cnidaria, ctenophora dan bilateria loebih dekat kekerabatannya dengan spons calcarea daripada dengan spons lain, dan bahwa anthozoa adalah "bibi" atau "saudara" evolusioner dari cnidaria lain, dan lebih berkerabat dekat dengan bulateria. Analisis baru-baru ini menyimpulkan bahwa cnidaria, meskipun dianggap lebih "primitif" dari bilateria, memiliki rentang gen yang besar.
Sengat ubur-ubur membunuh beberapa ratus orang pada abad ke 20 , dan ubur-ubur kotak lah yang terutama sekali berbahaya. Di pihak lain, beberapa ubur-ubur besar dianggap sebagai makanan enak di Asia timur dan selatan. terumbu karang telah lama dianggap penting secara ekonomi sebagai tempat memancing, pelindung bangunan di pantai dari arus dan pasang air laut, dan baru-baru ini sebagai pusat wisata. Namun, mereka rentan terhadap penangkapan ikan berlebih, pertambangan material bangunan, polusi, dan kerusakan akibat pariwisata.
Ciri-ciri khas
Dua bentuk Cnidaria: (a)
bentuk polip dan (b.) bentuk medusa.
Cnidaria membentuk filum hewan yang lebih
komplels daripada spons,
hampir sekompleks ctenophora (ubur-ubur sisir), dan kurang kompleks
dibanding bilateria,
yang termasuk hampir semua hewan lain. Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora
lebih kompleks daripada spons karena mereka memiliki: sel-sel yang diikat oleh
penghubung antar-sel dan membran
dasar yang mirip karpet; otot; sistem saraf, dan beberapa mempunyai organ pengindera.
Cnidaria berbeda dari binatang lain karena memiliki knidosit
yang menembak seperti harpun dan digunakan terutama untuk menangkap mangsa dan
tambatan pada beberapa spesies.[1]Seperti spons dan ctenophora, cnidaria mempunyai dua lapisan sel utama yang mengapit lapisan tengah yang mirip jeli yang disebut mesoglea pada cnidaria; hewan yang lebih kompleks memiliki tiga lapisan sel utama dan tidak ada lapisan perantara mirip jeli. Oleh karena itu, cnidaria dan ctenophora disebut sebagai diploblastik secara tradisional, bersama dengan spons.[1][2] Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora memiliki tipe otot yang, pada hewan yang lebih kompleks, berasal dari lapisan sel tengah.[3] Sebagai hasilnya beberapa buku teks baru-baru ini mengklasifikasikan ctenophora sebagai triploblastik,[4] dan diperkirakan bahwa cnidaria berevolusi dari moyang yang triploblastik.[3]
Deskripsi
Lapisan sel utama
Cnidaria adalah binatang diploblastik, dengan kata lain mereka mempunyai dua lapisan sel utama, sedangkan binatang yang lebih kompleks adalah triploblastik yang mempunyai tiga lapisan utama. Dua lapisan sel utama cnidaria membentuk epitel yang kebanyakan setebal satu sel, dan melekat pada membran dasar berserat, yang mereka sekresikan. mereka juga mensekresikan mesoglea yang mirip jeli yang memisahkan lapisan-lapisan tersebut. Lapisan yang menghadap ke luar, dikenal sebagai eksoderm ("kulit luar"), biasanya terdiri dari tipe-tipe sel berikut::[1]




Ctenophora
Dari Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
?Ctenophora
|
|
Kelas
|
![]() |
Platyhelminthes
Dari Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi,
cari
?Platyhelminthes
|
|
Kelas
|
Ciri-ciri
Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.[2]. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.[2] Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembab (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.[2]Struktur dan fungsi tubuh
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. [3] Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus.[3]Sistem pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.[3] Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan.[3]. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh.[3] Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.[3]Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus.[3] Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler.[3] Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.[3]
Sistem syaraf
Ada beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih[3]:

Indera
Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. [3] Bintik mata tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala). [3] Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya.[4] Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai). [3] Umumnya, cacing pipih memiliki sistem osmoregulasi yang disebut protonefridia. [5] Sistem ini terdiri dari saluran berpembeluh yang berakhir di sel api.[4] Lubang pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih. [5] Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding sel. [5]Reproduksi
Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong hermafrodit[6].Klasifikasi
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan Cestoda (cacing pita)[7].


Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes
Schistosoma mansoni, penyebab Schistosoma
pada manusia.
Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan
penyakit pada manusia dan hewan. [8]
Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma
yang dapat menyebabkan skistosomiasis,
penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia.[8]
Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan
jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal
manusia. [8](Inggris)[3] Kerusakan tersebut disebabkan perkembanganbiakan cacing Schistosoma
di dalam tubuh hingga menyebabkan reaksi imunitas. Penyakit ini merupakan salah
satu penyakit endemik
di Indonesia.[3]
[8].
Contoh lainnya adalah Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing
hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya[9].
Spesies ini dapat menghisap darah manusia[9].
Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan, misalnya Scutariella
didactyla yang menyerang udang jenis Trogocaris dengan cara
menghisap cairan tubuh udang tersebut[10].
Kelas
menulis Wikipedia untuk umum telah dibuka untuk setiap minggunya. Anda
dapat mengikutinya!
Nemathelminthes
Dari Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi,
cari
Nemathelminthes atau Aschelminthes
adalah filum yang
pernah dipakai pada Kerajaan Hewan (Animalia).
Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi karena polifiletik[1].
Meskipun demikian, pengelompokannya kadang-kadang masih dipakai untuk
kemudahan.Anggota-anggotanya mencakup berbagai cacing yang dikenal sebagai cacing gilig: hewan dengan tubuh berbentuk silinder memanjang, bahkan sangat panjang sehingga muncullah nama 'Nemathelminthes', yang berarti "cacing berkas" (dari bahasa Yunani).[2] Tubuhnya tidak beruas-ruas.[2]
Daftar isi
[sembunyikan]
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
[sunting] Pembagian
Dari semua kelompok hewan yang digolongkan sebagai Nemathelminthes terdapat delapan sampai sepuluh filum yang dikenal pada masa kini, yaitu:Ciri Tubuh
Nemathelminthes memiliki tubuh berbentuk bulat panjang seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing. Cacing ini memiliki rongga tubuh semu, sehingga disebut sebagai hewan pseudoselomata[2].Nemathelminthes umumnya memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis, namun ada pula yang mencapai panjang 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan[2].
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri dari enzim pencernaan yang berasal dari inangnya. Kutikula ini akan semakin menguat apabila cacing ini hidup parasit pada usus inang daripada hidup bebas[2].
Sistem pencernaan cacing ini telah lengkap, terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa jenis ada yang memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah dan sistem respirasi. Cairan pseudoselom yang akan mengalirkan makanan ke seluruh tubuh dan pernapasan akan berlangsung secara difusi melalui permukaan tubuh
Cara Hidup dan Habitat
Nemathelminthes ada yang hidup bebas, ada pula yang parasit pada manusia. Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan, berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya. Hampr seluruh hewan dapat menjadi inang bagi Nemathelminthes
Reproduksi
Nemathelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000 telur per hari. Saat berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur dapat membentuk kista untuk perlindungan dirinya[2].
No comments:
Post a Comment